Rabu, 14 Januari 2009

kemanusiaan

labelnya saat ini sedang membahana setiap sudut informasi kita. tak hanya Indonesia, dunia juga sepertinya. apa yang kita bisa lakukan dengan label ini, segala hal yang berbau dengan kehidupan sewajarnya tanpa penindaasn dan kekerasan sepertinya. Sisi menarik adalah ketika label ini digunakan untuk penindasan. tak jarang ada pelaku yang konon disebut tak bertanggung jawab dan tak berperi kemanusiaan dengan menipu berlabelkan kemausiaan. Manis memang. Secara tak sadar orang akan tersentuh hatinya ketika seseorang bilang kepadanya," mohon bantuannya untuk saudara kami yang tertindas disana", atau "kami butuh makan, dan belum memiliki uang uang untuk memenuhinya".

segala bentuk dihalalkan saja. ada satu sudut yang luput tersentuh mendalam oleh manusia Indonesia. Budaya namanya. Sebuah pola perilaku yang berkutat setiap saat dalam ragangan pikiran dan menempel erat pada seluruh panca indra. dalam hal ini aku menyebutnya kepercayaan.
dalam berbagai kekisruhan tentang kepercayaan memang tak terlihat secara signifikan. Akan tetapi coba kita belajar tentang sebuah kepercayaan, ketika seseorang mempertaruhkan sesuatu kepada seseorang lainnya.
indahnya ketika tak perlu ada peringatan "simpan barang anda di dekat anda", atau tempat penitipan sudah tak ada. Karena kepercayaan ada dan nyata.
sayangnya, sepertinya telah terjadi degradasi tingkat kepercayaan. Dan untuk menumbuhkannya harus mulai darimana...diri yang mengerti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar