Jumat, 26 Februari 2010

tentang cinta

sedikit aku membaca tulisan seorang teman. perempuan. sepertinya hobi menulis. atau mungkin jalan hidup.
dari sekian banyak cerita, aku sedikit menghitung, memperkirakan, ternyata ada yang sama. perempuan pun suka cinta. terjebak oleh perasaan dan tersenyum akan keberadaannya. atau menangis karena ditinggalkannya. ah, aku saja yang menganggap perempuan seperti itu. kamu pun tidak. tak lama, terbersit untuk menulis. karena aku ingat sebuah sajak taufiq el-Haqiem kurang lebih begini isinya,

Aku ingin mencintaimu,
karena cinta membuatku terpesona,
namun telingaku yang bodoh ini
tidak mampu menangkap suara hatinya,
seketika itu, ia genggam busur emas
dan menantangku untuk bertarung
lalu kukenakan baju besi,
kemudian bangkit seperti "Achilles"
bertarung melawan cinta,
dia lepaskan anak panah ke jantungku,
aku berkelit dan panah melesat ke angkasa,
dia nyalakan api dalam diri
dan bergerak seperti kilat
menerjang dan membakar segala
hingga jiwaku pun menjadi abu,
jasad pun terkapar diatas tanah,
aku kalah dan menyerah,
wahai! orang yang melindungi diri dengan perisai,
senjata apakah yang mampu melawan cinta,
jika pertarungan hanya dalam jiwa,.
(taufiq el-haqiem ; burung pipit dari timur.)

Rabu, 24 Februari 2010

kosong


sebuah kata yang menunjukan sebuah ruang tanpa isi. Sebuah kejadian singkat dalam perjalanan pulang Cikondang menuju Jatinangor, kata kosong terucap berulangkali oleh kernet angkutan elf jurusan bandung pangalengan. Kosong menurut kernet tersebut adalah belum penuh bangku yang tersedia, atau masih ada celah untuk penumpang menaruh badan didalam mobil.
teringat saat masa SD dahulu, kosong adalah angka pertama sebelum angka satu. dimana angka nol tergantikan posisinya oleh kata kosong. Dan ibu guru meluruskan kalimat yang mencantumkan kata kosong diantara kata-kata angka.
kata kosong saat ini masih menggantikan posisi nol pada segelintir orang.
kosong adalah salah satu lagu dewa tentang hampa, situasi ketika otak tak bisa berpikir dan perasaan bekerja dengan giat sekali meracuni otak..kosong adalah ruang dengan tanpa isi.

racun

racun itu kembali menelusuk kalbu.
racun yang membuat jiwa pria berkecamuk,
dibalik tegapnya langkah raga.

aku butuh penawar..
semoga itu bukan kamu..
jangan sampai itu kamu..
dan penawar itu…
dapat membuatku mengabaikanmu…

Ahh,,jiwaku tergeletak…
terkapar tak berdaya…
mengetahui bahwa itu kamu…

banyak hal…
bahkan terlalu banyak..
dan selalu sukses,,
membuat terbujur kaku…

semoga ini bukan racunmu..
mengingatmu, jiwaku meronta..
bibir kaku tak bisa berkata…
dan, ketika saat itu tiba,,,
otakku harus bekerja..
sangat harus untuk bekerja,,
mereduksi segala tentangmu..

esok keramaian datang lagi,,,
akankah kamu datang esok hari..
baiklah, aku mengalah…
datanglah,, aku hanya ingin tahu,,
apakah itu benar desirmu..

dalam nurani kecil,,aku berdoa..
semoga saja Tuhan mau menetralisirmu dalam jiwaku..
khawatir dengan segala kerusakan yang dibuatmu…
dalam jiwaku hingga ragaku..
dan semoga Tuhan mau mengerti..

aku harus ‘mengabaikanmu’.

senyum


Pada sebuah lukisan monalisa, terdapat senyum misterius dari dua arti wajah. Satu menunjukan kebahagiaan dan satunya menunjukan kegetiran. Di indonesia bisa kita asosiasikan dengan semar. Entah kenapa yang terpikir itu semar, mungkin salah seorang dosenku ada yang katanya mirip semar.
apa yang menarik dari dosen yang mirip semar? Senyumnya misterius.

Aku melihat sebuah majalah lama, dalam waktu yang silam pula. Tentang perempuan. "gogirl" judulnya. Setelah beberapa lama membolak-balik untuk mencari apa yang menarik dari majalah tersebut, tersudutlah sebuah kata senyum. Ya, senyum.
yang menarik dari senyum para perempuan di majalah ini, adalah ketulusan.

Aku adalah pria yang melihat ketulusan perempuan dari senyumnya. Dan entah kenapa aku terasa lucu dengan melihat perempuan di majalah tersebut yang tersenyum. Sepertinya sang pemotret tidak perlu lagi memberi instruksi untuk tersenyum di balik kamera.

Kepada para perempuan, senyumlah..
Kami para lelaki membutuhkan senyuman tulus kalian…
semoga kita dipertemukan, dibalik ketulusan sebuah senyum…

jujur

Dalam sebuah acara diskusi di sastra, Seno Gumira pernah melontarkan wacana hobinya menonton bola. Menurutnya sepakbola saat ini adalah wahana paling jujur. Dia merasa tak ada acara lain sejujur permainan sepakbola, maka ia menikmati ketika menonton pertandingan sepakbola di televisi. Larut dalam emosi ketika pemain mencetak gol, tim kesayangan kebobolan, pemain kunci cedera, peluang terlewatkan, ramainya suporter, hingga ikut bertepuk tangan ketika pahlawan pertandingan keluar lapangan. Sekalipun yang nun jauh disana tidak langsung merasakan semangat yang dikirim dari timur jauh.

Sekali lagi adalah kejujuran, adalah barang yang harganya tidak bisa kita lihat. Hanya terasa. Dan semua menjadi blur ketika kaum materialis menekankan pahamnya. Karena jujur dahulu adalah sesuatu yang tidak bisa diukur dengan materi. Entah saat ini. Setidaknya aku masih tahu, bagaimana rasa gelisahnya jiwa saat bibir berucap dusta.

Rasa menjadi berharga. Ketika sudut 'rasa' mulai tak terasa. Ketika jiwa mulai kehilangan rasa. Ketika rasa telah berbandrol harga. Ada hal yang tak ingin hilang dari romantika dinamisnya jiwa. Bagaimana sedihnya nurani, ketika sulit bernyanyi karena rasa telah mati. Dari sini setidaknya kita tahu, ada nilai yang semakin blur karena invasi para kaum materialis.

Dan kita yang memutuskan akan dibawa kemana rasa ini.

Selasa, 16 Februari 2010

energi

Energi memang selalu menjadi rebutan. dalam konsep ekologi energi merupakan bahan dasar untuk mendapatkan hasil. Dalam antropologi pun, energi adalah alasan mengapa terjadi sebuah budaya baru hingga penemuan baru. tak semua menyadari itu, tapi memang energi penting untuk kita miliki. tapi untuk diperebutkan, entahlah.

Saat ini keterbatasan kita hadapi, entah mengapa sebagai praktisi pendidikan aku menyayangkan terbitnya UU BHP. Mungkin tak baik juga mengomentari sebelum mendalaminya. karena menurutku antropologi memahaminya sedikit lebih mendalam.
Berdasarkan pemberitaan media, banyak sekali kasus unjuk rasa oleh mahasiswa yang berujung kekerasan.
Aku rasa seharusnya ada masa dimana para pembuat kebijakan memikirkan tentang kenyataan yang dirasakan. Antropologi menyebutnya pendekatan emik. Pertanyaannya apakah memang relevan jika pendidikan “diserahkan” kepada swasta. Jika pembuat kebijakan adalah pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan maka wajar dia melanggengkan aturan ini. Selain itu, lagi-lagi energi. mereka memiliki energi lebih dari para mahasiswa yang orang tuanya tak semua juga memiliki energi yang sama. Ada tingkat ekonomi bawah dan atas. Kecil kemungkinan pembuat kebijakan adalah golongan energi menengah ke bawah. Oleh karena itu mereka tak merasakan apa yang dirasakan para mahasiswa yang melakukan kekerasan tadi.
kekerasan mahasiswa disini adalah representasi dari tertekannya jiwa atas aturan. naluri dan alamiah.

dan aku bagian disana. tapi aku tak turut ke jalan atau hujat mereka. hanya bisa menulis.

sial.

nasib


sama - sama ingin menghasilkan yang terbaik,

sama - sama yang merencanakan yang terbaik,

sama - sama menjalankan yang terbaik,

sama - sama memiliki mimpi terbaik.

mendapatkan yang tak sama…


antropologi bahagia

cinta adalah konstruksi sosial. pernyataan ini diperuntukkan bagi manusia dengan manusia. tidak menyingkirkan unsur Tuhan disini. hanya saja hubungan antar manusia. dalam sebuah proses hubungan disosialisaskan dalam beberapa fase, mulai dari pendekatan, lantas hubungan tanpa ikatan hingga akhirnya memiliki ikatan. sempat terpikir olehku, ada beberapa pernyataan yang agak bersinggungan dan bahkan bisa saja dipersepsikan secara paradoks. ketika pernyataan jodoh ada di tangan Tuhan dan tidak akan berubah suatu kaum jika tidak dari kaum itu sendiri. jika dua pernyataan itu disandingkan, apa yang menajdi acuan.

konsep bahwa cinta adalah konstruksi sosial. sebuah bentukan yang tidak terjadi secara alami. bukan sebuah rasa yang terjadi begitu saja. pernyataan ini akan membuka mata para perempuan yang telah dibuat terbang melayang karena lelakinya menyebutnya cinta kepadanya telah ada sejak awal. secara materialis terjadinya cinta pun proses materi.

bahagia merupakan bentukan pula, bila dua insan telah terjadi sebuah kesinkronan dalam pengertian apa yang dilakukan akan berjalan. garis besarnya kupikir seperti itu. jadi bukan karena Tuhan memberikan kebahagiaan secara langsung. akan tetapi diraih dengan usaha insannya yang bekerjasama bagaimana meraih kebahagiaan untuk mereka. Mengagumkannya Tuhan, DIA tidak memberikan siapa yang akan bahagia, akan tetapi hanya menunjukkan kebahagiaan seperti apa.

jika terdapat pertanyaan perempuan tersenyum menggoda dan pangeran pun jatuh cinta. jika hidup bersama bahagiakah mereka. menurutku, bukan Tuhan yang memberikan kebahagiaan mereka. tetapi mereka berusaha mencapai kebahagiaan yang Tuhan tunjukkan. jika langgeng atau tidaknya. pun bukan karena Tuhan menentukan bahwa jodohnya bukan dengan pilihan Tuhan. bukan. tetapi karena pilihan dua insan tersebut bagaimana mempertahankan bahtera rumah tangganya. dan itupun terkait dengan waktu lamanya proses pendekatan. lamanya proses memang berpengaruh, tapi tak berarti yang sangat sebentar juga tak bisa langgeng.

bisa tanpa cinta. bisa tanpa lama. karena hanya pengertian intinya.