Rabu, 04 November 2009

lama tak menulismu di lembar halamanmu,. lama sekali,. dan sejujurnya aku lupa, seperti anak kecil yang lupa mainan lamanya setelah diberi mainan baru,. seperti mahasiswa yang lupa bahwa banyak tugas penting dibanding mengetik curahan hati di lembar ini,.
tapi aku tak perduli,. sekalipun tak ada inspirasi, aku selalu ingin bisa membuat sesuatu seimbang, termasuk hasrat menulismu hari ini,.
aku ceritakan padamu tentang hariku hingga saat ini ditulis,. sepagi tadi belajar untuk ujian tengah semester mata kuliah sisipan,. sisipan bukan berarti tak penting,. karena tak tertarik untuk belajar, maka kuputuskan menulis hafalan di lembar kecil sebuah kertas usang,. intinya mencontek,. hehe,.
ujian pun berlalu, tak terlalu merasa kehilangan walau tak bis mengerjakan soal ujian,. bukan itu masalahnya, tapi merasa sudah terlalu tua,. dan bukan saatnya untuk memikirkan hal seperti ini,.
bersama kawanku lanjutkan cerita di kantin siang ini,. lama kami tak bercengkrama, sombong - menyombong adalah hal biasa,. kami lelaki, senang bersama tapi tak takut untuk sendiri,. cerita tak jauh dari lelaki cerita perempuannya,. cerita tak jauh dari perjalanan laki-laki mencari jatidiri,. perjalanan tak jauh dari seberapa jauh para antropologi mencuri perhatian dunia kini,. ah,,. semua berlalu seperti biasa,.
asal kamu tahu, aku ingat mengapa menulis ini, karena kamu bisa jadi alasan pelarianku menajdi benar,. dan kulihat seseorang menjadi romantis dengan blognya,.
kita bersama,.haha

Sabtu, 14 Februari 2009

konsistensi

berangkat hari ini dimulai dari ajakan seorang kawan untuk turut serta dalam acara tanam lima ribu pohon. Bicara tentang tanam-tanaman, erat kaitannya dengan permasalahan kehutanan sekarang ini. Kehutanan Indonesia adalah salah satu sisi yang cukup diperhatikan belakangan ini. Dnegan berbagai fakta bahwa Indonesia sebagai salah satu penyuplai paru dunia maupun kagumnya akan kecepatan hilangnya hutan Indoneisa. Ya, itulah Indonesia. menarik.

Ada beberapa hal yang menarik dalam acara penanaman pohon. acara semacam ini bukanlah yang perdana maupun yang unik sekali. acara semacam ini telah mengalir dari berbagai elemen berbau ekologi. Penanaman seribu pohon, lima ribu pohon maupun satu pohon. Yang perlu dikajinya adalah bukan apa yang akan dihasilkan oleh pohon-pohon ini, karena masih terlampau jauh untuk memikirkan itu. Yang perlu dipikirkan adalah apa yang dilakukan setelah pohon-pohon tersebut ditanami oleh kita. dalam perbincangan dengans seorang penjaga kawasan konservasi, kesalahan pertama yang dilakukan dalam acara tersebut adalah minimnya tindak lanjut perawatan pohon tersebut. Umumnya pohon yang digunakan dalam acara semacam ini adalah pohon kecil. Menurut pemerhati acara semacam ini, pohon kecil tersebut belum bisa resisten terhadap lingkungan sekitar, tanpa bantuan dari luar seperti manusia maka pohon tersebut hanya tinggal menunggu waktu untuk menemui ajalnya. Pengetahuan umum ini yang seharusnya dimiliki oleh para pemrakarsa kegiatan penanaman pohon seperti ini. Hanya saja pertanyaan selanjutnya adalah, siapa yang akan melanjutkan perawatan terhadap pohon yang kita tanam tersebut. Jika jawabannya kita semua, hal tersebut adalah klise. dan bisa dipastikan tidak akan berjalan. dalam konsep sederhananya adalah tidak adanya kepentingan lagi disana. 

Sepertinya memang sebuah konsistensi dipertaruhkan oleh kita. Untuk sebuah tujuan memang ada yang dipertaruhkan. sebuah konsekuensi. tinggal kita pilih yang mana. idelalisme atau realisme.

Kamis, 05 Februari 2009

pertempuran

pertempuran tak hanya terjadi di luar. dalam diri pun terjadi. tak terlihat memang.

memasuki sebuah medan operasi, tak hanya mencerabuti stamina fisik, tetapi juga akal pikiran. kontak fisik, maupun kontak jiwa rentan terjadi. sering bahkan. permasalahannya adalah bagaimana mengambil keputusan dan memposisikan diri sebaik mungin agar mendapat sebuah posisi"aman". banyak sekali jalan yang terpikir dan terbayang, semuanya mengarah pada mendapatkan tempat"nyaman"secara cepat dan tepat. kesalahan sedikit akan mengacaukan pergerakan. hanya akan membuka jurang penyiksaan. seperti salah masuk pintu, dan yang terbuka zona penyiksaan.

alam bukan musuh yang harus dihadapi dengan lantang. 

Sabtu, 24 Januari 2009

RIMBA

"Dunia luar adalah rimba. Dan kita tinggal pilih, menjadi macan atau kambing."(maaf, saya menghamili istri anda).

quote diatas ditarik dari dialog sebuah film indonesia bergenre komedi. Tapi tak terlalu penting bahas film itu saat ini. Yang menariknya adalah quote itu tadi. dalam sebuah diskusi dengan dosen, ia menggambarkan tentang dunia kerja yang keras. ketika hidup dipertaruhkan, mulai dari sisi ideologi, politik, sosial, ekonomi hingga budaya. belum ada gambaran pasti seperti apa dunia"rimba" kita. karena akupun belum rasakan itu. saran berlalu lalang didepanku untuk hadapi dunia rimba. Organisasi masuk dalam list. kawanku menyebutnya bekal.

Organisasi adalah bekal, begitu kawanku menyebutnya. Didalamnya banyak sekali proses yang terjadi. Ada beberapa konsep yang dikenalkan seperti manajemen, penguasaan materi, pergerakan, perencanaan, konflik, kebersamaan dan tak mungkin juga perempuan(hahahaha)... Sedikit banyak segala proses yang dialami akan berpengaruh dengan kehidupan. ya, mungkin petuah dari para senior - senior itupun adalah benar adanya. mereka berbicara bahwa organisasi membantu individu untuk survive di rimba. menyenangkan sekali tiap ada petuah dari para pemuda masa lalu dan membeberkan ceritanya.

Saat ini aku dan mungkin kalian telah memiliki modal untuk survive di alam rimba. hanya saja kita belum tahu, jadi seperti apa kita di rimba,

Macan atau Kambing...

Rabu, 14 Januari 2009

kemanusiaan

labelnya saat ini sedang membahana setiap sudut informasi kita. tak hanya Indonesia, dunia juga sepertinya. apa yang kita bisa lakukan dengan label ini, segala hal yang berbau dengan kehidupan sewajarnya tanpa penindaasn dan kekerasan sepertinya. Sisi menarik adalah ketika label ini digunakan untuk penindasan. tak jarang ada pelaku yang konon disebut tak bertanggung jawab dan tak berperi kemanusiaan dengan menipu berlabelkan kemausiaan. Manis memang. Secara tak sadar orang akan tersentuh hatinya ketika seseorang bilang kepadanya," mohon bantuannya untuk saudara kami yang tertindas disana", atau "kami butuh makan, dan belum memiliki uang uang untuk memenuhinya".

segala bentuk dihalalkan saja. ada satu sudut yang luput tersentuh mendalam oleh manusia Indonesia. Budaya namanya. Sebuah pola perilaku yang berkutat setiap saat dalam ragangan pikiran dan menempel erat pada seluruh panca indra. dalam hal ini aku menyebutnya kepercayaan.
dalam berbagai kekisruhan tentang kepercayaan memang tak terlihat secara signifikan. Akan tetapi coba kita belajar tentang sebuah kepercayaan, ketika seseorang mempertaruhkan sesuatu kepada seseorang lainnya.
indahnya ketika tak perlu ada peringatan "simpan barang anda di dekat anda", atau tempat penitipan sudah tak ada. Karena kepercayaan ada dan nyata.
sayangnya, sepertinya telah terjadi degradasi tingkat kepercayaan. Dan untuk menumbuhkannya harus mulai darimana...diri yang mengerti.

Rabu, 07 Januari 2009

bebas?!

masa ujian telah berakhir, sepertinya besok adalah penentuan. semester sial, banyak sekali keputusan penting dibuat pada semester ini. semoga tetap menyenangkan, karena pada akhirnya tahu bahwa kesalahan akan selalu ambil bagian. tak perlu meributkan kesalahan, tak perlu berpikir berat yang jauh akan dilakukan. Semesntara subsisten adalah alternatif, dari proses rencana jangka panjang.

jangka panjang adalah rencana, tetapi hadapi medan didepan...
pertempuran hitungan jam, semoga tetap menyenangkan...