Sabtu, 17 April 2010

hanya


aku hanya punya rindu, yang bisa kupersembahkan kepada tuhan.
agar bisa bertemu dengannya.
aku hanya punya senyum, yang bisa memayungi hati kala kecewa mendera,.
aku hanya punya doa, yang bisa mencuci jiwa, ketika dosa dan khilaf, mengalir dengan sengaja.,
aku hanya punya air mata, yang bisa mengganti kala hati menjadi mati,.

terbang

aku lihat raga itu terdiam, ditelan bumi,.
lantas jiwa itu terbang, dengan sayap yang tersusun membentang
dari doa sanak saudara dan buah hati tercinta.
mengikis dosa. memberatkan timbangan.

lantas nusia beriring rapih palingkan muka,. tinggalkan mereka,.
malaikat pun mulai bekerja,. menghitung, seperti firman Tuhan,.
dari sebesar biji zarah, hingga bola mentari,
hanya sang jiwa, raqib dan atid disana,.

sayap membentang, setelah doa datang.
lantas dia terbang, setelah maaf datang.
akhirnya melayang, menjemput nirwana,.
karena kitab bilang, timbangan di kanan seharga surga,.
bersanding dengan sang pemilik semesta. 

Sabtu, 03 April 2010

menulis dunia


pada satu ketika, saat usiaku belum menunjuk pada kepala dua, dikenalkan aku pada sang pendiri tempo. goenawan muhammad. membacanya berkali-kali, hanya untuk mengenal seperti apa dia menulis, karena tulisannya masyhur dan terkenal sejak zaman orde lama silam hingga saat ini terpampang di sudut halaman belakang majalah mingguan yang dia dirikan, tempo. cerdas dan menunjukkan, dia memang bukan sembarang orang, pekat sekali ilmu dari pemahamannya tentang dunia, dan tertuang dengan sedikit sulit dipahami oleh awam sepertiku, tapi menarik.
satu saat aku bermain juga ke toko buku, membaca beberapa buku-buku fiksi, dan kudikenalkan pada pramoedya ananta toer. menggambarkan tragedi-demi tragedi dalam sajian fiksi, dengan latar belakang sejarah yang kental dan satire. yang tetap berdiri, walau jutaan kata yang telah disusunnya dibakar layaknya sampah oleh para pihak yang “takut” dengannya.
di satu masa, aku membaca tentang cerita andy f. noya, yang menceritakan tentang perjalanannya. bukan tentang perjalanannya yang penting, tapi bagaimana penceritaan yang dia gambarkan, begitu ekspresif merasuk jiwa. kupikir, ini satu bentuk penceritaan inspiratif, yang bercerita tentang suatu keadaan, dengan melibatkan emosi didalamnya,.
pada saat aku kecil, aku dikenalkan pada Alqur’an,. aku hanya membacanya. itu firman Allah, begitu kata guru ngajiku. aku belum paham saat itu. lantas, seiring dengan waktu, dibalik ilmu duniawi, aku belajar tentang agama, apa itu yang dimaksud dengan firman Allah dalam Al’quran dengan nilai lebihnya. hingga akhirnya aku sedikit menyimpulkan, apa itu, bahasa indah. dan Alquran menunjukkannya padaku, yang kubaca sejak aku belum pun berangka sepuluh, hingga saat ini.
setelah semua itu, setidaknya aku punya kiblat,.dan selanjutnya, cerita apa yang akan kugambarkan dengan indah, cerdas penuh makna, sarat dengan keadaan empiris dan pekat dengan emosi yang bisa kutuliskan. dan yang terpenting, bermanfaat untuk semua, baik segi wawasan dan emosional.
semoga setelah ini. -_-