“kami berbeda, apa mau dikata..”
kata -kata ini berasal dari salah satu petinggi israel yang saya kutip dari salah satu tulisan goenawan muhammad di majalah mingguan yang didirikannya. kata-kata yang telah diberi tanda kutip tadi, seperti sebagai sebuah hal yang sudah tidak dapat ditoleransi lagi. karena pada saat mengeluarkan kata2 ini, konflik antara israel dengan palestina sedang dalam pergulatan ketidakaadilan yang tak ada hentinya. seperti sebuah pelegalan dari sebuah tindakan kekerasan terhadap keadilan. saya menyebutnya keadilan, bukan hak asasi manusia. karena hak asasi manusia merupakan anak jadah dari kapitalisme yang sebagian besar yahudi bergumul didalamnya.
perbedaan adalah sebuah keniscayaan, dan ini disadari oleh seluruh manusia yang berpikir. tak ada yang diciptakan serupa. hal ini, menjadi sebuah titik tolak, untuk dua hal. kekerasan seperti yang dilakukan oleh israel kepada palestina. atau sebuah titik untuk saling mengerti. saya hanya sedikit berpikir, sekalipun saya menjadi bukan seorang muslim, yang dilakukan israel adalah salah. terlebih lagi, saya seorang muslim. yang sedianya berpikir orgasnisma terhadap muslim-muslim lainnya.
lantas, apa arti adil. saya mulai ragu, karena sudah menjadi biasa saat seluruh konsep mulai disandingkan dengan segala sesuatu yang bersifat material. hanya saja aku ingat kala masih sekolah dulu, ada yang pernah mengatakan padaku, kebenaran manusia bisa diukur dari jiwa. saat nurani merasa sudah tidak nyaman berarti ada yang salah. itu menjadi semacam ukuran kebenaran personal. lantas bagaimana dengan kalimat di awal tulisan ini. sepertinya saya tahu, mengapa goenawan muhammad menulis tentang konflik ini dua kali dalam majalah mingguannya. nuraninya terusik.
mungkin saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar