di satu kamis siang akhir dua ribu delapan ada panggilan jadi tim advance untuk survey banjir di baleendah. Dilihat lokasi, cek segala kebutuhan dan keadaannya, langsung kontak tim di bandung untuk segera mengirim personil menuju baleendah, Bandung. Artinya memang ada keadaan gawat yang mesti ditangani. Kemudian tujuan mencari pusat koordinasi di lapangan, tak mudah ditemukan disebabkan oleh beberapa hal, seperti berjalan masing2nya lembaga atau badan independen yang bergerak atas nama kemanusiaan. Tapi berlabel. padahal standarnya bergerak berdasarkan koordinasi agar segala sesuatu dapat terkontrol di lapangan.
satu hal ironi yang terjadi di lapangan adalah air yang ternyata semakin berjalannya waktu tak seiring dengan menyurutnya laju ketinggian air. memang kondisi cuaca sangat berpengaruh, karena kondisi gerimis setiap satu hingga dua jam sekali memang selalu turun. Evakuasi pun dilakukan untuk memindahkan warga yang merasa berbahaya untuk tetap tinggal di rumah.
Dalam sebuah media massa ada yang membahas tentang penanggulangan banjir di baleendah oleh pemprov jabar. Solusinya ada dua, untuk waktu pendek pemapasan curug (gw lupa namanya) dan yang butuh waktu lama adalah penghijauan sudut hulu citarum. Menurut survey dan perhitungan tim khususnya, yang berisiko kecil adalah pembenahan bagian hulu. akan tetapi dasar Indonesia, praktis adalah nama belakangnya. walau jelas dari segi manfaat dan risiko, pembenahan bagian hulu tidak langsung diambil sebagai keputusan. karena tidak akan cepat terasa sehingga dipertimbangkan jauh lagi.
Dasar Indonesia, mo sampai kapan mo gini terus…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar