Senin, 24 Mei 2010

akses


aku menyebutnya akses. dalam sebuah proses pembentukan budaya akses memiliki peranan penting. Skenarionya, semakin terbuka akses maka arus informasi akan semakin deras mengalir. dengan mengalirnya arus informasi maka pilihan yang muncul akan semakin beragam. Dan pada saat itu akan terlihat pola budaya yang terbentuk. Hingga pada akhirnya akan tergambar pola budaya masyarakat yang dapat dikategorikan dan diklasifikasikan.
Akses dipengaruhi oleh beberapa hal, materi dan kemampuan penguasaan informasi pun cukup berpengaruh. Pada penguasaan materi, akses terbuka lebar dengan adanya materi yang mumpuni. Jika materi yang dimiliki hanya seadanya maka, wajar adanya jika hasilnya pun seadanya. Dalam satu adegan “otomatis romantis”, akses yang dimiliki Bambang, si miskin dari Jogja, sangat kecil untuk menjadi seorang kaya. Akan tetapi dengan “keajaiban”, aksesnya menjadi terbuka dan kemungkinan orang kaya ada dalam genggaman jika tak salah mengambil keputusan. Hanya saja, tak seluruh orang memiliki keajaiban yang dapat diandalkan dalam waktu yang tepat.
Mungkin jalan yang terbuka adalah usaha. Logis, karena setiap orang memiliki energi untuk melakukan usaha. Baik seadanya maupun hambur-hambur energi. Dan sejauh mana usaha kita, menunjukan akan seperti apa. Begitu menyenangkan jika menghargai proses dan menikmati hasil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar