ketika kacamata tak hanya tersimpan rapih dalam wacana, dan mengubah pena serta kertas sebagai tombaknya.
Senin, 31 Mei 2010
Bapak
agama
dan tidak seorang pun tidak memberikan respon positif. terlihat bingung dan asing dengan pertanyaan tadi.
ini adalah salah satu adegan dari film "alangkah lucunya negeri ini". dimana para pencopet jalanan menjadi cerita utama dalam bagian film ini. dan disalah satu adegan diatas, diceritakan ada seorang anak muda, yang direkrut menjadi salah satu pengajar untuk pendidikan mereka, dan agama adalah salah satunya.
dalam salah satu buku, seperti kajian etnografi, berjudul penindasan dan ,.,.(saya lupa judul lengkapnya). dengan latar awal tahun 80'an diceritakan tentang seorang preman, yang sejak kecil kabur dari rumah karena nakalnya membuat orang tuanya kewalahan. akhirnya ia kabur dari rumah, memulai perantauan dari cikampek, kota asalnya, menuju jakarta. karena datang tanpa modal apa2, baik materi, keahlian dan koneksi (saudara/ orang yang dikenal)akhirnya ia memasang raga pada setiap terminal dan lampu merah. berkenalan dengan anak2 jalanan yang sudah lebih dulu "bermain"disana. yang sebaya dan yang lebih muda dari dirinya. ia memulai hari-harinya dengan meminta-minta, berjualan koran, menyemir sepatu, mengamen hingga mengelap kaca mobil di setiap lampu merah. terkadang tertangkap polisi saat mencopet, digebuki warga setelah memeras orang lewat di jalan. Dan terkadang sadar, ingin belajar sesuatu, jadi dia mendaftar sendiri ke panti sosial. yang lantas saat dua-tiga bulan disana, ia kabur, karena tak betah. mabuk bersama teman2 yang bos juga d kalangan basis kota. pentolan para preman dari setiap basis. hal tersebut dilakukan semua dari stasiun cikampek hingga jalur menuju jogja. seperti bandung, karawang, dan cirebon. dan dalam buku itu, tak ada cerita tentang agama.
saya jadi ingat tentang salah satu jargon materialis tentang agama. marx pernah mengungkapkan agama adalah candu. dalam artian, agama adalah sebuah alat untuk mengasingkan pemikiran dan kekerasan laten yang dilakukan para kaum kapitalis untuk menekan rasa "sakit yang nyata". bahwa agama adalah merupakan barang mewah untuk masyarakat kelas bawah. karena secara logis, kelompok sosial ini tidak mengikuti alur "wajar" yang telah ada. bahwa, hidup tidak hanya tentang bekerja, sekolah dan beribadah. tidak bisa bekerja dengan cara yang "wajar". belajar dengan cara yang "wajar" dan tidak kenal dengan makanan bernama ibadah.
Senin, 24 Mei 2010
dasar indonesia
akses
Horus
adil
Sabtu, 17 April 2010
hanya
terbang
lantas jiwa itu terbang, dengan sayap yang tersusun membentang
dari doa sanak saudara dan buah hati tercinta.
mengikis dosa. memberatkan timbangan.
lantas nusia beriring rapih palingkan muka,. tinggalkan mereka,.
malaikat pun mulai bekerja,. menghitung, seperti firman Tuhan,.
dari sebesar biji zarah, hingga bola mentari,
hanya sang jiwa, raqib dan atid disana,.
sayap membentang, setelah doa datang.
lantas dia terbang, setelah maaf datang.
akhirnya melayang, menjemput nirwana,.
karena kitab bilang, timbangan di kanan seharga surga,.
bersanding dengan sang pemilik semesta.
Sabtu, 03 April 2010
menulis dunia
Senin, 01 Maret 2010
Diklat Medan Operasi
Gn. Kareumbi
06_02_10
Muhammad Salman A.
G1E050023
jangan kita seperti mereka
pada satu petang,. setelah beberapa kali sebelumnya tak sempat ku menjawab. saudara tak sedarahku menghubungi. dibalik kerinduannya menghadapi medan latihan bersama, berbagi cerita tentang medan operasi, laboratorium latihan yang tak henti2nya kita doakan untuk tak dikunjungi. bercerita tentang para keparat baru, yang lahir dari doa dan usaha. hingga akhirnya berdiri lima belas punggawa dengan label SAR Unpad tertanam didadanya.
kepadanya pada saat tertentu masih sempat kukabari tentang medan operasi yang kupikir masih bisa ditempuh bersama. kutanya kesibukannya. dia pun menjawab jam kerja menawannya. dan hanya ada satu masa dari satu pekan dia bergerilya mencari segenggam permata. kupikir inilah balasannya, membayar yang sebelumnya, karena pada masa mahasiswanya, latihanlah hobinya. hingga akhirnya berkumpul pun tak bisa, saking padatnya.
setelah mendengar ceritanya, pandanganku, ternyata kapitalisme pun sukses merenggut kebebasannya. kusampaikan pandanganku itu, dan kami pun tertawa bersama di dalam hubungan selular tersebut. tertawa satire. menertawakan tentang kebebasan yang terenggut, yang seharusnya tak layak untuk ditertawakan. demi materi yang harus dicapai pada titik kulminasi tertentu, mereka memecut buruh2 termasuk saudaraku disana. menyita waktu dan waktu liburnya, mengambil paksa hobinya, dan juga mencuri masa ketika kita harusnya bersua untuk tukar cerita. ah, gila juga. mungkin setelah pintu akhir ini berhasil kurobohkan, masuk juga aku ke jurang ini.
aku ingat, dalam cengkrama kala masih dalam label keparat, dia bercerita tentang cita2nya, untuk menjadi kaya. alasannya hanya karena hobi kita adalah mahal. dan kaya adalah salah satu alternatif kuat agar tetap bisa berhobi dan bertugas hingga tutup usia. tetapi setelah kaya, jangan kita seperti mereka, saudara.
karena selama kapitalisme terus berkarya, siapapun pekerjanya,. berapapun usianya,. apapun jenis kelaminnya, yang penting adalah materi yang dihasilkannya,.jika tak ada,. selamat bernestapa,.
dan setelah kaya, jangan kita seperti mereka, saudara.
dan kita memang mesti menjadi kaya. baik materi dan jiwa. agar suatu saat kita bisa bertempur bersama. di medan latihan yang kita rindukan, atau medan operasi sebenarnya yang tak pernah kita harapkan.
tetapi setelah kaya, jangan kita seperti mereka, saudara.
perempuan
Perempuan dengan keliling raungan para pejantan.
Perempuan akan tetap berjiwa perempuan.
Permaisuri untuk pangerannya.
Ibu untuk anaknya.
Istri untuk suaminya.
Perempuan yang berdialektik dengan perasaan.
Butuh perlindungan.
Butuh sandaran.
Perempuan akan tetap perempuan.
Mencintai dan dicintai laki-laki.
Dan dia hanyalah perempuan,
yang begitu adanya.
Jumat, 26 Februari 2010
tentang cinta
dari sekian banyak cerita, aku sedikit menghitung, memperkirakan, ternyata ada yang sama. perempuan pun suka cinta. terjebak oleh perasaan dan tersenyum akan keberadaannya. atau menangis karena ditinggalkannya. ah, aku saja yang menganggap perempuan seperti itu. kamu pun tidak. tak lama, terbersit untuk menulis. karena aku ingat sebuah sajak taufiq el-Haqiem kurang lebih begini isinya,
Aku ingin mencintaimu,
karena cinta membuatku terpesona,
namun telingaku yang bodoh ini
tidak mampu menangkap suara hatinya,
seketika itu, ia genggam busur emas
dan menantangku untuk bertarung
lalu kukenakan baju besi,
kemudian bangkit seperti "Achilles"
bertarung melawan cinta,
dia lepaskan anak panah ke jantungku,
aku berkelit dan panah melesat ke angkasa,
dia nyalakan api dalam diri
dan bergerak seperti kilat
menerjang dan membakar segala
hingga jiwaku pun menjadi abu,
jasad pun terkapar diatas tanah,
aku kalah dan menyerah,
wahai! orang yang melindungi diri dengan perisai,
senjata apakah yang mampu melawan cinta,
jika pertarungan hanya dalam jiwa,.
(taufiq el-haqiem ; burung pipit dari timur.)
Rabu, 24 Februari 2010
kosong
sebuah kata yang menunjukan sebuah ruang tanpa isi. Sebuah kejadian singkat dalam perjalanan pulang Cikondang menuju Jatinangor, kata kosong terucap berulangkali oleh kernet angkutan elf jurusan bandung pangalengan. Kosong menurut kernet tersebut adalah belum penuh bangku yang tersedia, atau masih ada celah untuk penumpang menaruh badan didalam mobil.
teringat saat masa SD dahulu, kosong adalah angka pertama sebelum angka satu. dimana angka nol tergantikan posisinya oleh kata kosong. Dan ibu guru meluruskan kalimat yang mencantumkan kata kosong diantara kata-kata angka.
kata kosong saat ini masih menggantikan posisi nol pada segelintir orang.
kosong adalah salah satu lagu dewa tentang hampa, situasi ketika otak tak bisa berpikir dan perasaan bekerja dengan giat sekali meracuni otak..kosong adalah ruang dengan tanpa isi.
racun
racun itu kembali menelusuk kalbu.
racun yang membuat jiwa pria berkecamuk,
dibalik tegapnya langkah raga.
aku butuh penawar..
semoga itu bukan kamu..
jangan sampai itu kamu..
dan penawar itu…
dapat membuatku mengabaikanmu…
Ahh,,jiwaku tergeletak…
terkapar tak berdaya…
mengetahui bahwa itu kamu…
banyak hal…
bahkan terlalu banyak..
dan selalu sukses,,
membuat terbujur kaku…
semoga ini bukan racunmu..
mengingatmu, jiwaku meronta..
bibir kaku tak bisa berkata…
dan, ketika saat itu tiba,,,
otakku harus bekerja..
sangat harus untuk bekerja,,
mereduksi segala tentangmu..
esok keramaian datang lagi,,,
akankah kamu datang esok hari..
baiklah, aku mengalah…
datanglah,, aku hanya ingin tahu,,
apakah itu benar desirmu..
dalam nurani kecil,,aku berdoa..
semoga saja Tuhan mau menetralisirmu dalam jiwaku..
khawatir dengan segala kerusakan yang dibuatmu…
dalam jiwaku hingga ragaku..
dan semoga Tuhan mau mengerti..
aku harus ‘mengabaikanmu’.
senyum
Pada sebuah lukisan monalisa, terdapat senyum misterius dari dua arti wajah. Satu menunjukan kebahagiaan dan satunya menunjukan kegetiran. Di indonesia bisa kita asosiasikan dengan semar. Entah kenapa yang terpikir itu semar, mungkin salah seorang dosenku ada yang katanya mirip semar.
apa yang menarik dari dosen yang mirip semar? Senyumnya misterius.
Aku melihat sebuah majalah lama, dalam waktu yang silam pula. Tentang perempuan. "gogirl" judulnya. Setelah beberapa lama membolak-balik untuk mencari apa yang menarik dari majalah tersebut, tersudutlah sebuah kata senyum. Ya, senyum.
yang menarik dari senyum para perempuan di majalah ini, adalah ketulusan.
Aku adalah pria yang melihat ketulusan perempuan dari senyumnya. Dan entah kenapa aku terasa lucu dengan melihat perempuan di majalah tersebut yang tersenyum. Sepertinya sang pemotret tidak perlu lagi memberi instruksi untuk tersenyum di balik kamera.
Kepada para perempuan, senyumlah..
Kami para lelaki membutuhkan senyuman tulus kalian…
semoga kita dipertemukan, dibalik ketulusan sebuah senyum…
jujur
Dalam sebuah acara diskusi di sastra, Seno Gumira pernah melontarkan wacana hobinya menonton bola. Menurutnya sepakbola saat ini adalah wahana paling jujur. Dia merasa tak ada acara lain sejujur permainan sepakbola, maka ia menikmati ketika menonton pertandingan sepakbola di televisi. Larut dalam emosi ketika pemain mencetak gol, tim kesayangan kebobolan, pemain kunci cedera, peluang terlewatkan, ramainya suporter, hingga ikut bertepuk tangan ketika pahlawan pertandingan keluar lapangan. Sekalipun yang nun jauh disana tidak langsung merasakan semangat yang dikirim dari timur jauh.
Sekali lagi adalah kejujuran, adalah barang yang harganya tidak bisa kita lihat. Hanya terasa. Dan semua menjadi blur ketika kaum materialis menekankan pahamnya. Karena jujur dahulu adalah sesuatu yang tidak bisa diukur dengan materi. Entah saat ini. Setidaknya aku masih tahu, bagaimana rasa gelisahnya jiwa saat bibir berucap dusta.
Rasa menjadi berharga. Ketika sudut 'rasa' mulai tak terasa. Ketika jiwa mulai kehilangan rasa. Ketika rasa telah berbandrol harga. Ada hal yang tak ingin hilang dari romantika dinamisnya jiwa. Bagaimana sedihnya nurani, ketika sulit bernyanyi karena rasa telah mati. Dari sini setidaknya kita tahu, ada nilai yang semakin blur karena invasi para kaum materialis.
Dan kita yang memutuskan akan dibawa kemana rasa ini.
Selasa, 16 Februari 2010
energi
Saat ini keterbatasan kita hadapi, entah mengapa sebagai praktisi pendidikan aku menyayangkan terbitnya UU BHP. Mungkin tak baik juga mengomentari sebelum mendalaminya. karena menurutku antropologi memahaminya sedikit lebih mendalam.
Berdasarkan pemberitaan media, banyak sekali kasus unjuk rasa oleh mahasiswa yang berujung kekerasan.
Aku rasa seharusnya ada masa dimana para pembuat kebijakan memikirkan tentang kenyataan yang dirasakan. Antropologi menyebutnya pendekatan emik. Pertanyaannya apakah memang relevan jika pendidikan “diserahkan” kepada swasta. Jika pembuat kebijakan adalah pihak yang berkepentingan dalam dunia pendidikan maka wajar dia melanggengkan aturan ini. Selain itu, lagi-lagi energi. mereka memiliki energi lebih dari para mahasiswa yang orang tuanya tak semua juga memiliki energi yang sama. Ada tingkat ekonomi bawah dan atas. Kecil kemungkinan pembuat kebijakan adalah golongan energi menengah ke bawah. Oleh karena itu mereka tak merasakan apa yang dirasakan para mahasiswa yang melakukan kekerasan tadi.
kekerasan mahasiswa disini adalah representasi dari tertekannya jiwa atas aturan. naluri dan alamiah.
dan aku bagian disana. tapi aku tak turut ke jalan atau hujat mereka. hanya bisa menulis.
sial.
nasib
antropologi bahagia
cinta adalah konstruksi sosial. pernyataan ini diperuntukkan bagi manusia dengan manusia. tidak menyingkirkan unsur Tuhan disini. hanya saja hubungan antar manusia. dalam sebuah proses hubungan disosialisaskan dalam beberapa fase, mulai dari pendekatan, lantas hubungan tanpa ikatan hingga akhirnya memiliki ikatan. sempat terpikir olehku, ada beberapa pernyataan yang agak bersinggungan dan bahkan bisa saja dipersepsikan secara paradoks. ketika pernyataan jodoh ada di tangan Tuhan dan tidak akan berubah suatu kaum jika tidak dari kaum itu sendiri. jika dua pernyataan itu disandingkan, apa yang menajdi acuan.
konsep bahwa cinta adalah konstruksi sosial. sebuah bentukan yang tidak terjadi secara alami. bukan sebuah rasa yang terjadi begitu saja. pernyataan ini akan membuka mata para perempuan yang telah dibuat terbang melayang karena lelakinya menyebutnya cinta kepadanya telah ada sejak awal. secara materialis terjadinya cinta pun proses materi.
bahagia merupakan bentukan pula, bila dua insan telah terjadi sebuah kesinkronan dalam pengertian apa yang dilakukan akan berjalan. garis besarnya kupikir seperti itu. jadi bukan karena Tuhan memberikan kebahagiaan secara langsung. akan tetapi diraih dengan usaha insannya yang bekerjasama bagaimana meraih kebahagiaan untuk mereka. Mengagumkannya Tuhan, DIA tidak memberikan siapa yang akan bahagia, akan tetapi hanya menunjukkan kebahagiaan seperti apa.
jika terdapat pertanyaan perempuan tersenyum menggoda dan pangeran pun jatuh cinta. jika hidup bersama bahagiakah mereka. menurutku, bukan Tuhan yang memberikan kebahagiaan mereka. tetapi mereka berusaha mencapai kebahagiaan yang Tuhan tunjukkan. jika langgeng atau tidaknya. pun bukan karena Tuhan menentukan bahwa jodohnya bukan dengan pilihan Tuhan. bukan. tetapi karena pilihan dua insan tersebut bagaimana mempertahankan bahtera rumah tangganya. dan itupun terkait dengan waktu lamanya proses pendekatan. lamanya proses memang berpengaruh, tapi tak berarti yang sangat sebentar juga tak bisa langgeng.
bisa tanpa cinta. bisa tanpa lama. karena hanya pengertian intinya.